Kamis, 07 Februari 2019

Ikhlas Yang Teruji

Diposting oleh Kuliner Malang di 05.43 0 komentar


 Beberapa tahun yang lalu, aku pernah bilang sama Alla, “Ya Allah, aku ingin belaajr ikhlas!”. Bukan karena ingin menyombongkan diri kepada Allah atau yang lainnya, tapi karena saat itu aku mengalami beberapa masalah yang bertahun-tahun masih belum aku ikhlaskan. Setelah aku berdoa seperti itu, seketika Allah langsung mengabulkan.

Pertama, aku kehilangan seseorang yang bisa dibilang dia sandaranku. Iya, dia tahu cara buat aku seneng meskipun itu hanya lewat SMS. Aku bahagia saat itu, tapi karena suatu hal akhirnya kita berbeda. Sedih? Jelas aku sedih. Bertahun-tahun bareng sama dia, tiba-tiba ada yang beda.

Kedua, aku merasakan lelah kuliah ditingkat akhirku. Organisasi dan kuliah membuat aku menjadi orang yang sok sibuk parah. Berangkat pagi, pulang malam. Bahkan pernah berangkat pagi, pulang subuh haha. Itu semua demi tugas dan lain-lain. Tapi aku seneng, karena berhubungan dengan mereka yang bisa membuat ku berfikir, “Mereka aja bisa, masak aku gak? Mereka porsinya lebih berat lo”. Oke, saat itu aku masih sanggup. Tapi ketika ngerjain skripsi, disitu semakin parah deritaku selama kuliah haha. Aku harus ngerasain riwa-riwi Malang- Bandung karena pengajuan proposal skripsiku buat penelitian ditolak dimana-mana. Aku down, aku stuck tiga bulan karena belum menemukan objek penelitian skripsi yang baru. Sampai akhirnya aku memutuskan pulang ke Malang (soalnya liburan tahun baru aku gak bisa bilang huhu). Sampai di Malang, aku nyobak lagi ngajuin proposal ke beberapa perusahaan yang berhubungan dengan skripsiku. Menunggu, dan akhirnya ditolak. Itu aku alami tiga kali lebih. Akhirnya, aku nyobak ngajuin ke salah satu koperasi syariah dan langsung di acc. Tahu gitu kan aku dari dulu kesitu aja, hmmm.

Selama di Malang, aku mengalami bisa dibilang keanehan. Pas lagi nganterin undangan temen, aku mampir kesalah satu tempat makan yang biasa aku kesitu. Aku bertemu dengan salah satu cewek yang sedikit aneh. Tiba-tiba dia duduk dan ngajak ngobrol. Awalnya takut sih, soalnya orangnya bener-bener aneh dan sebelumnya aku gak pernah liat dia di daerah situ. Dia menceritakan kehidupannya, mulai dari dia kecil sampai dia sedewasa itu. Aku dengerin semua cerita dia sampai hujan reda. Dari situ aku menyimpulkan sesuatu, “Dia menunjukkan ke aku betapa bersyukurnya dia dan ikhlasnya dia menjalani kehidupannya penuh dengan keterbatasan. Dia menikmati hidupnya dan tidak melupakan penciptanya. Dia bersyukur, makannya dia selalu merasa bahagia”.

Terus, pas aku magang buat penelitian skripsi aku juga bertemu dengan orang-orang yang Masyaa Allah sekali. Ada salah satu bagian dikantor itu tiba-tiba beliau menjelaskan tentang keikhlasan. Sampai beliau mengirimiku chat yang panjang sekali, isinya tentang keikhlasan. Aku menangis, aku menangis bukan karena sedih tapi karena bersyukurnya aku ditemukan dengan orang-orang seperti beliau. Yang sampai sekarang sudah kayak saudara bagiku. Aku juga terharu, Allah begitu baik denganku. Mengabulkan yang aku minta, padahal akunya masih suka seenaknya.

Dan yang terakhir, saat itu aku ditemukan dengan seseorang lagi. Dia baik, sangat baik. Dia juga sabar. Sampai suatu ketika dia ingin silaturahmi kerumah. Ketika aku sudah mengiyakan dan mencritakan ke orang rumah, tiba-tiba orang rumah tidak setuju. Bisa dibilang untuk kesikan kalinya aku harus ikhlas lagi ditinggal sama orang yang seperti dia.

Dan seperti itulah ceritaku tentang keikhlasan ...
Semoga bisa menginpirasi hihi ...

 

Desi Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review