Eki dan Rifky adalah sepasang kekasih yang berada dalam
posisi hubungan jarak jauh.Bahasa kerennya sih LDR (Long Distance
Relationship).Mereka terpisah oleh jarak ratusan kilometer.Mereka memang satu
provinsi,tapi mereka berada di kota yang berbeda.
Suatu ketika,Eki dan Rifky sedang berbincang bincang lewat
via telepon.Eki mencoba mengeluhkan semua yang dia rasakan selama mereka
terpisah.Mendengar keluhan itu,Rifky hanya bisa menjadi pendengar yang baik
tanpa bertindak.
“Sayang,lagi apa?” sapa Eki
“Ini lagi ngerjain tugas sayang” tampak suara Rifky dari
sana
“Ngerjain tugas lagi?Sesibuk itukah kamu?” mulai mengeluh
Eki
“Mau gimana lagi?Cuma ini yang aku lakukan selama aku
disini?”
“Ya sudah,lanjutkan dulu tugasmu!”
“Kamu kenapa sayang?”
“Aku nggak apa kok”
“Beneran nggak kenapa-napa?”
“Iya”
“Kamu marah?”
“Nggak”
“Sudah jujur saja”
Mendengar pernyataan itu,Eki hanya bisa terdiam.Dalam hati
dia ingin mengeluh semua rasa kekecewaannya selama ini.Tapi,Eki merasa dia tak
berhak untuk mengeluh di depan Rifky.Eki tau,tujuan utama Rifky disana adalah
menyelesaikan study nya.Tapi hatinya merasa tak dianggap oleh Rifky yang
terlalu sibuk dengan dunia barunya disana.
“Aku marah pun percuma.Aku bisa apa kalau kamu sudah sibuk
dengan tugasmu?Aku ngerasa itu tak ada
gunanya.Dan aku juga nggak berhak buat marah dengan keadaan yang seperti ini”
keluh Eki
“Maafin aku sayang.Maaf kalau selama ini aku jarang
memperhatikanmu.Maaf kalau selama ini aku tak bisa berada di sampingmu secara
nyata”
Mendengar suara Rifky yang merasa bersalah seperti itu,Eki
hanya bisa meneteskan air matanya.Dia tak berdaya . . .
“Ya sudahlah.Mau gimana lagi?”
“Kamu nangis?”
“Nggak kok.Aku kan bukan orang yang cengeng”
Eki mencoba menahan air matanya yang telah menetes dan
membuatnya merasa semakin sesak.Eki mencoba untuk kuat dan tegar di depan
Rifky.Meskipun nyatanya kekecewaannya itu benar benar telah menguasainya.
“Sudahlah,jangan bohong.Aku mengenal mu sudah lama
sayang.Aku tau semua tentang kamu secara luar dalam.Aku kenal betul siapa
kamu?”
“Kalaupun aku menangis?Kamu bisa apa?Kamu nggak bisa apa-apa
kan?Kamu terlalu sibuk dengan dunia baru mu.Sampai akhirnya kamu lupa ada aku
disini”
“Kumohon,jangan buat aku merasa bersalah dan semakin tak
berdaya.Aku tau,aku tak bisa disampingmu secara nyata.Untuk menghapus air
matamu pun aku tak mampu.Aku hanya bisa memelukmu dari kejauhan”
Rifky masih terus mencoba untuk menenangkan dan meyakinkan
Eki,kalau Rifky akan segera menjemput Eki.
“Ya sudah,aku mau istirahat dulu.Aku lelah”
“Ya sudah.Selamat istirahat ya sayangku.Baik-baik ya disana”
“Iya abang”
Dengan cepat,Eki pun segera menutup percakapan itu.Eki masih
terus menangis merasakan rindu yang hanya dia pendam dalam hati.Tiba-tiba
saja,hp-nya bergetar.Terdapat satu pesan yang masuk kedalam inboxnya.
Aku akan segera
kembali menjemputmu sayang.Bersabarlah.Disini aku juga berjuang untuk
kamu,untuk masa depan kita.Aku hanya ingin membuktikan kepada mereka terutama
orang tua mu kalau aku layak disampingmu.Sekali lagi,maafkan aku yang nggak
bisa menggenggam dan memelukmu secara nyata.Hanya dengan cara mendoakanmu lah
aku bisa memelukmu dari sini
Membaca pesan inboxnya itu Eki merasa bersalah,karna dia
mengeluh disaat Rifky berada dalam posisi lelah dengan kesibukannya.Eki
merasa,dia seperti anak kecil.Setelah membaca dan merenungi isi pesan dari
Rifky itu,dia bergegas menarik selimut dan berharap bisa bertemu dengannya dalam
mimpi tidurnya.